Satuimpresi.com – AI atau kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan mesin, perangkat lunak, program dan robot untuk berpikir secara cerdas layaknya manusia. AI dibuat oleh manusia melalui algoritma pemrograman yang kompleks. AI memiliki sejarah yang panjang dan menarik, dari masa perang dunia hingga masa digital saat ini.
Konsep AI pertama kali ditemukan oleh Alan Turing, seorang matematikawan dan filsuf muda dari Inggris pada tahun 1947. Ia berpendapat bahwa jika manusia bisa mengolah informasi dan memecahkan masalah juga membuat keputusan dari informasi tersebut, maka mesin juga bisa melakukannya. Ia kemudian membuat sebuah makalah pada tahun 1950 tentang bagaimana membangun mesin cerdas dan cara menguji kecerdasan mereka.
Pada tahun 1955, Allen Newell dan Herbert A. Simon menciptakan program AI pertama yang disebut General Problem Solver. Program ini dirancang untuk memulai penyelesaian masalah secara manusiawi. Pada tahun 1956, kata “Artificial Intelligence” pertama kali diungkapkan oleh John McCarthy, seorang ahli komputer dari Amerika Serikat. Dalam masa ini, antusiasme tentang AI sangat tinggi.
Pada tahun 1966, Joseph Weizenbaum menciptakan chatbot pertama yang dinamai Eliza. Chatbot adalah program yang bisa berkomunikasi dengan manusia melalui teks atau suara. Eliza bisa meniru seorang psikoterapis dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana dari pengguna. Pada tahun 1972, Jepang menciptakan robot humanoid cerdas pertama yang diberi nama WABOT-1. Robot ini bisa berjalan, berbicara, melihat dan mendengar.
Namun, perkembangan AI mengalami beberapa hambatan dan krisis pada tahun 1970-an hingga 1990-an. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dana, hasil penelitian yang tidak memuaskan, dan kesulitan dalam menangani masalah-masalah yang kompleks dan tidak terstruktur. Masa ini dikenal dengan fase AI Winter.
Di tahun 1993, AI mengalami kebangkitan kembali dengan kemunculan teknologi-teknologi baru seperti jaringan saraf tiruan (neural network), algoritma genetika (genetic algorithm), sistem pakar (expert system), dan pembelajaran mesin (machine learning). Pada tahun 1997, sebuah program AI bernama Deep Blue berhasil mengalahkan juara dunia catur, Garry Kasparov.
Pada abad ke-21, perkembangan AI semakin pesat dan luas. Hal ini didukung oleh faktor-faktor seperti penemuan kartu grafis atau GPU yang bisa meningkatkan kecepatan komputasi, ketersediaan data yang sangat masif, kemajuan dalam bidang-bidang seperti visi komputer (computer vision), pengolahan bahasa alami (natural language processing), dan robotika (robotics).
AI kini sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Beberapa contoh aplikasi AI yang populer adalah Google Assistant, Siri, Alexa, Facebook, Netflix, Spotify, dan lain-lain. AI juga digunakan untuk berbagai tujuan seperti pendidikan, kesehatan, bisnis, hiburan, keamanan, dan lain-lain.
Perkembangan AI masih terus berlanjut hingga saat ini. Para ilmuwan dan peneliti terus berusaha untuk menciptakan AI yang lebih cerdas, fleksibel, adaptif, dan humanis. Namun, perkembangan AI juga menimbulkan beberapa tantangan dan masalah seperti etika, moralitas, privasi, hak asasi manusia, dan lain-lain. Oleh karena itu, kita perlu bijak dalam menggunakan dan mengembangkan AI agar bisa memberikan manfaat yang optimal bagi manusia dan lingkungan.