Satuimpresi.com – El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. Badai el nino dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama pada periode musim kemarau. Pemanasan Suhu Muka Laut juga dapat meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa provinsi yang rawan.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino diprediksi akan terjadi pada tahun 2023 dengan intensitas lemah hingga moderat. El Nino akan berlangsung bersamaan dengan Indian Ocean Dipole (IOD) positif, yaitu fenomena perbedaan suhu permukaan laut antara Samudra Hindia bagian barat dan timur. IOD positif juga dapat menyebabkan penurunan curah hujan di Indonesia.
BMKG memperkirakan musim kemarau 2023 akan dimulai pada Juni 2023 dan berlangsung hingga Oktober 2023. Wilayah yang diprediksi mengalami hujan dengan kategori Bawah Normal (lebih kering dari kondisi normalnya) pada Juni 2023 antara lain:
Untuk mengantisipasi dampak El Nino dan musim kemarau 2023, BMKG mengimbau masyarakat untuk melakukan aksi mitigasi secara komprehensif, seperti:
– Menghemat penggunaan air bersih dan irigasi.
– Menyiapkan cadangan air bersih dan sumber air alternatif.
– Menggalakkan upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla.
– Memantau informasi cuaca dan iklim dari BMKG secara berkala.