Pesta Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) UIN Jakarta 2023 diwarnai dengan berbagai polemik. Salah satunya adalah tidak lolosnya berkas salah satu Pasangan Bakal Calon Ketua dan Wakil Ketua HMPS BPI FDIKOM Ghozi-Sabtisilwi.
Kepada Redaksi SatuImpresi.com, Bakal Calon Ketua HMPS BPI, Ghozi mengaku kecewa karena tidak bisa mengikuti kontestasi pada Pemilwa ini.
Ghozi mengungkapkan, gagalnya ia dan Sabtisilwi mengikuti kontestasi pada Pemilwa ini karena berkas pencalonannya diduga kuat dimainkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Indikasi kuat bahwa berkas yang saya ajukan menjadi bahan permainan adalah, pengakuan langsung dari Kordinator KPM FDIKOM,” kata Ghozi, Minggu (17/12/2023).
Ghozi menambahkan, Kordinator KPM FDIKOM itu mengaku mendapatkan intervensi dari seorang sosok yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, ia mengaku bahwa sosok ini memang sejak awal pemberkasan sudah berniat untuk melakukan kecurangan terhadap Ghozi dan Sabstisilwi.
“Segala bentuk prosedur atau tahapan sidang juga sudah saya ikuti, namun tidak ada perubahan hasil dari berkas saya yang dinyatakan tidak lolos,” jelasnya.
Atas kejadian ini, Ghozi bersama dengan rekan-rekannya, bakal mengusut kasus ini hingga tuntas. Ghozi mengungkapkan, pihaknya terus melakukan gugatan kepada oknum tersebut yang diduga berpihak kepada lawan kontestasinya. Ghozi juga tidak menyebut siapa sosok tersebut yang diduga kuat sebagai pelaku.
“Sebelum adanya pertanggung jawaban dari oknum ini, saya dan rekan akan terus menuntut agar kasus ini dapat di usut (hingga) tuntas,” tegasnya.
Ghozi menegaskan, pihaknya akan meminta pertanggung jawaban kepada sosok tersebut yang diduga kuat sebagai dalang dari gagalnya Ghozi dan Sabstisilwi untuk berkontestasi pada Pemilwa kali ini sebagai Calon Ketua dan Wakil Ketua HMPS BPI.
Ghozi juga menyayangkan Pemilwa kali ini yang seharusnya menjadi ajang demokrasi bagi para mahasiswa untuk bisa berkontestasi dengan cara adu argumentasi, gagasan, dan intelektual. Tetapi justru berubah menjadi pesta aklamasi.
“Sangat disayangkan, ajang yang seharusnya dapat digunakan untuk menguji daya kritis mahasiswa, kini berubah menjadi pragmatis,” ungkapnya.
Apalagi, kata Ghozi, penyelenggaraan Pemilwa kali ini juga seperti tidak adanya keadilan dari pihak penyelenggara Pemilwa yakni KPM dan BPPM yang justru merugikan banyak pihak.
Redaksi SatuImpresi.com mencoba menulusuri siapa terduga pelaku yang dimaksud. Hasil penulusuran SatuImpresi.com, terduga pelaku tersebut bernama Mayang.
Hal ini didasarkan pada sejumlah poster yang beredar di Fdikom dan media sosial. Mayang disebut-sebut sebagai dalang dari gagalnya Ghozi dan Sabtisilwi untuk berkontestasi pada Pemilwa kali ini.
Redaksi SatuImpresi.com juga telah menghubungi dan meminta tanggapan dari Mayang yang disebut-sebut sebagai terduga pelaku. Tetapi, hingga kini, Mayang belum memberikan jawabannya.