Satuimpresi.com – Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengidentifikasi dua kasus baru Covid-19 subvarian Omicron Arcturus (XBB 1.16) di Indonesia.
“Ada dua kasus di DKI Jakarta,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tirmizi, Kamis (13/4).
Nadia menyebut, pihaknya berhasil menemukan dua kasus Covid-19 Arcturus ini melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).
WGS sendiri adalah metode pelacakan tingkat tinggi terhadap genetik suatu organisme dengan mengurutkan genomnya. Pada masa Pandemi Covid-19, Kemenkes RI juga menggunakan metode ini dalam pengawasan mutasi virus corona.
Sebelumnya, subvarian baru dari virus corona ini diduga menjadi dalang di balik lonjakan kasus Covid-19 pada sejumlah negara. Seperti Kementrian Kesehatan India yang menduga 5.880 kasus Covid-19 baru yang menjangkit warga negaranya berasal dari dominasi subvariant Arcturus.
Mengutip Daily Express, melalui studi para ilmuwan Universitas Tokyo mengungkap Covid-19 Arcturus ini 1,2 kali lebih menular daripada varian Kraken yang sebelumnya menjadi sorotan World Health Organization (WHO).
Adapun gejala dari subvarian baru ini mirip dengan subvarian Omicron lainnya. Batuk, demam, nyeri otot, sakit kepala, hingga sakit tenggorokan masih menjadi indikasi pengidap virus ini.
Namun melalui temuan data di India, ada gejala baru dari pasien terdampak, yakni mata merah dan peningkatan kotoran pada mata. Sementara itu, pasien kedua di Jakarta yang mengidap subvarian virus ini mengalami radang paru.
“Pasien kedua Covid-19 dengan varian Arcturus di Jakarta mengalami batuk kencang yang disertai dengan radang paru atau pneumonia,” kata Kasie Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama mengutip ANTARA, Jum’at (14/4).