Satuimpresi.com – Penurunan saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) masih terus mengalami penurunan selama 11 hari beruntun sejak Senin (28/11) hingga menyentuh auto rejection bawah (ARB).
Setelah kehilangan 6,45% harganya, saham GOTO anjlok hingga menyentuh level Rp.87 per eksemplar. Jika angka tersebut dikalkulasi dari awal tahun sampai saat ini, penurunan harga yang dialami GOTO mencapai 77,23% dari yang sebelumnya berada di kisaran Rp.382 per lembar pada 11 April 2022.
Mengetahui kondisi tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Retna menyatakan belum ada rencana suspensi saham GOTO dalam waktu dekat. Namun, pantauan dan evaluasi terus dilakukan kepada semua saham yang memiliki volatilitas transaksi.
BEI juga meminta penjelasan kepada Perseoran terkait penurunan harga saham beruntun ini dan telah mendapatkan respon baliknya. Jawaban yang diberikan oleh Perseroan telah ditayangkan pada website Bursa berupa public ekspose insidentil.
Berdasarkan data secara year to date, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan sebesar 2,03%. IHSG sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh flaktuasi harga saham dari perusahaan yang memiliki market capitalization besar seperti BBCA dan BBRI.
Sementara itu, GOTO hanya menyuplai bobot saham sebesar 2,75% terhadap IHSG per Jum’at (9/12). Dengan demikian, apabila saham GOTO turun sebesar tujuh persen per hari, maka IHSG hanya akan turun sebesar 0,175%.
Papan ekonomi baru yang diluncurkan BEI pada awal bulan ini difungsikan sebagai penyedia papan catatan bagi perusahaan berbasis teknologi untuk menciptakan inovasi produk dan jasa. Dan GOTO adalah salah satu perusahaan yang tergabung di dalamnya.
Inovasi anyar BEI ini merupakan papan pencatatan yang setara dengan papan utama. Perusahaan dapat tercatat di papan ekonomi baru apabila memenuhi ketentuan tertentu, yakni tercatat di papan utama dan memiliki karakteristik khusus yang ditentukan oleh Bursa. Dan tergabungnya GOTO dalam papan ekonomi baru tidak berkaitan langsung dengan pergerakan IHSG.