Said Didu: Rezim Apeng + Apem

Foto: Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Muhammad Said Didu (Net).

Satuimpresi.com – Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu kembali mengunggah sindiran untuk pemerintah. Sindiran itu dilayangkan oleh Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya.

“Rezim Apeng + Apem,” kata Said Didu lewat akun Twitter @msaid_didu, yang terpantau redaksi Satuimpresi, Selasa (2/8/2021).

Diketahui, setelah unggahan itu, Said Didu mulai terlihat aktif kembali berselancar di media dengan menanggapi dua informasi publik terkait utang negara yang bertambah disaat ABPN sedang surplus dan penurunan rasio laba BUMN.

Respons yang diberikan Said Didu mengenai utang negara bertambah disaat ABPN sedang surplus, adalah poin penjelasan tentang bagaimana hal demikian bisa terjadi. Menurutnya, itu disebabkan oleh pengeluaran yang tertunda dan adanya penarikan utang yang melebihi kebutuhan.

“APBN surplus kok utang nambah? Berita sebelumnya bahwa APBN semester I 2022 surplus sebesar Rp 73 t, kok utang nambah Rp 121 t? Artinya : 1) Surplus tersebut disebabkan karena pengeluaran yang tertuda – sementara penerimaan belum aman sehingga tetap harus narik utang. 2) penarikan utang melebihi kebutuhan,” tutur Said Didu.

Adapun respons selanjutnya soal BUMN, pemerhati politik ekonomi Indonesia itu mengatakan bahwa, penurunan rasio laba BUMN menununjukkan adanya penambahan utang yang ternyata tidak bisa meningkatkan laba dan adanya penurunan produktivitas yang terjadi pada tubuh BUMN. Sehingga, disampaikan Said Didu, akan terjadi beban yang berat bagi BUMN ke depan.

“Data bicara. Penurunan ratio laba/asset menunjukkan : 1) produktivitas BUMN menurun 2) utang BUMN yang meningkat ternyata tidak meningkatkan laba BUMN – artinya penambahan utang tersebut tidak dibelanjakan untuk usaha yang produktif. 3) akan terjadi beban berat BUMN ke depan,” kata Said Didu.

 

 

Bagikan: Said Didu: Rezim Apeng + Apem