Satuimpresi.com- Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo mengatakan, Menteri Pertanian harus dipilih dari sosok yang memiliki kompetensi dan prestasi dalam memajukan sektor pertanian. Menurutnya, penunjukan Menteri Pertanian harus berdasarkan kriteria konkret yang terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan sektor pertanian secara keseluruhan.
Salah satu kriteria yang diungkapkan Karyono adalah, kemampuan mantan kepala daerah misalnya, yang berhasil memajukan sektor pertanian di daerahnya.
“Jadi menteri pertanian bisa diambil dari mantan kepala daerah yang berhasil memajukan sektor pertanian di daerahnya. Soal ketersediaan, ketahanan bahan pangan kemudian mampu meningkatkan kesejahteraan petani, berhasil membangun infrastruktur pertanian, berhasil meningkatkan kesejahteraan petani, ya secara konkret dia punya konsep punya program yang sudah teruji dan terbukti itu mampu meningkatkan sektor pertanian di sana baik dari aspek produktivitas maupun kualitas pertanian. Ya akses pemasaran, distribusi pertanian, hasil hasil pertanian dan lain sebagainya. Seperti soekarwo misalnya, mantan gubernur jawa timur,” kata karyono saat dihubungi Satu Impresi, Senin (9/10/2023).
“Atau ada juga guru besar IPB profesor andreas itu kan bagus, cerdas banget, idealis, dia tau konsep pertanian, kebijakannya, pemikiran-pemikiran dia bisa jadi sebuah kebijakan di sektor pertanian untuk kemandirian pangan, memajukan sektor pertanian, mengurangi impor. Dia sangat konsen, prihatin banget itu dia dengan kondisi pangan saat ini yang banyak impor, data-datanya bagus lengkap sekali dia. Jadi orang paham tentang pertanian. Kalau dari proporsional ya prof andreas itu layak,” kata Karyono.
Dalam penilaian Karyono, integritas menjadi faktor penting. Dia menekankan, bahwa penunjukan Menteri Pertanian tidak boleh semata-mata berdasarkan rekomendasi partai politik, melainkan juga harus mempertimbangkan integritas, kompetensi, dan kapabilitas individu tersebut.
“Jadi jangan semata-mata karena orang yang di rekomendasi partai politik, tapi intgritasnya ngga bagus, apalagi yang tidak punya kompetensi di bidangnya. Politisi boleh, tapi yang memiliki kompetensi, yang memiliki kapabilitas, yang memiliki integritas, jujur,” katanya.