Artifical Intelligence (AI) Jadi Tanda Kepunahan Pekerja Kreatif?

Satuimpresi.com – Telah lebih dari satu pekan terakhir, media sosial digemparkan dengan viralnya gambar-gambar buatan aplikasi Lensa AI. Aplikasi besutan Prisma Labs ini memungkinkan penggunanya mengubah foto selfie menjadi mirip seperti lukisan dalam sekejap mata.

Seperti Namanya, Lensa AI menggunakan kecerdasan buatan atau yang kini dikenal dengan sebutan Artifical Intelligence (AI). Singkatnya, AI adalah sebuah teknologi replikasi dan simulasi kecerdasan manusia oleh mesin, terutama mesin dan sistem komputer.

Kecerdasan ini tidak lahir dengan sendirinya, AI memerlukan banyak referensi untuk melahirkan produknya. Seperti yang terjadi pada aplikasi Lensa AI, banyak orang yang menyadari bahwa ada jutaan data karya seniman tradisional maupun kontemporer yang digunakan untuk melatih algoritma AI.

Hal ini memicu protes dari pekerja kreatif yang merasa karyanya telah dicuri dengan AI untuk mendulang keuntungan tanpa izin. Dilansir dari The Chainsaw, Prisma Labs sebagai perusahan pengembang Lensa AI dituduh menggunakan karya para seniman tanpa izin untuk dijadikan referensi model seni AI miliknya.

Menanggapi tuduhan tersebut, Prisma Labs menyatakan bahwa gambar yang dihasilkan AI tidak akan menggantikan karya para seniman. Sebab, AI tidak memiliki tingkat perhatian dan penghargaan yang sama terhadap seni jika dibandingkan dengan para seniman sebagai manusia.

Tapi tetap saja, para pekerja kreatif masih merasa khawatir atas teknologi AI yang menjadi ancaman bagi mata pencarian dan perlindungan karyanya.

AI memang lahir sebagai bukti pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Tetapi sebagai teknologi yang hakikatnya hanyalah sebuah alat bantu, kecerdasan manusia tetap harus menjadi kontrol eksekusinya. Karena kreativitas dan perasaan manusia tidak akan pernah tergantikan oleh sebuah perangkat.

Bagikan: Artifical Intelligence (AI) Jadi Tanda Kepunahan Pekerja Kreatif?