Standar Kecantikan Perempuan Indonesia, Siapa yang Bisa Menentukan?

foto : goodtimes.sc

Berbicara mengenai kecantikan, berhubungan erat dengan tampilan fisik seseorang, mulai dari bentuk dan warna, dari atas sampai bawah, termasuk bentuk mata, hidung, mulut, wajah, dan tubuh. Masyarakat Indonesia umumnya meyakini bahwa standar kecantikan bagi perempuan Indonesia melibatkan kulit putih, rambut lurus, hidung mancung, dan tubuh yang langsing.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan standar sebagai ukuran tertentu yang digunakan sebagai acuan, sementara cantik diartikan sebagai keelokan wajah atau muka perempuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa standar kecantikan berhubungan dengan ukuran keelokan yang menjadi patokan.

Standarisasi kecantikan perempuan di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Standar ini sudah ada sejak zaman Jawa Kuno, tergambar dalam sastra Ramayana yang menggambarkan Sinta, istri Rama. Sinta digambarkan sebagai wanita muda yang cantik, berperilaku baik, dan memiliki kulit bercahaya.

Ketika Indonesia memasuki era kolonial, standar kecantikan berubah sesuai dengan norma penjajah. Pada masa itu, kulit putih dianggap cantik. Para penjajah Eropa memasarkan produk kecantikan dengan mengikuti standar mereka. Setelah kolonialisme berakhir, era pendudukan Jepang membawa pandangan serupa, bahwa wanita Jepang cantik dengan kulit putih.

Sejarah menunjukkan bahwa standar kecantikan di Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa yang menjajahnya. Namun, pengaruh media, iklan, dan industri kecantikan juga membentuk standar kecantikan. Media menciptakan pandangan bahwa cantik berarti kulit putih dan tubuh langsing. Industri kecantikan juga membentuk persepsi masyarakat tentang kecantikan agar produk mereka laku di pasaran.

Dengan adanya standar tersebut, perempuan berusaha keras untuk memenuhi standar yang tidak mungkin satu ukuran untuk semua. Namun, gerakan untuk merayakan keberagaman dan meruntuhkan batasan standar semakin berkembang. Ini berangsur-angsur menggantikan standar lama seperti kulit putih, rambut lurus, dan tubuh langsing. Upaya ini juga meningkatkan kesadaran bahwa beban standar kecantikan seharusnya tidak ada, karena dapat menghambat pandangan positif terhadap diri sendiri. Pada akhirnya, kecantikan adalah konsep relatif karena setiap perempuan memiliki keunikan masing-masing.

Bagikan: Standar Kecantikan Perempuan Indonesia, Siapa yang Bisa Menentukan?