“BM” Jokowi di IKN 2024 Nanti

Presiden Joko Widodo memiliki keinginan untuk melaksanakan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2024 di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Wacana tersebut dipublikasikan Jokowi melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden pada Selasa (15/3/2022).

Dalam rencana yang disampaikan, Jokowi mengatakan bahwa keinginan tersebut bisa saja terjadi jika progres seperti pembangunan beberapa fasilitas, istana dan beberapa kementerian sudah rampung dikerjakan.

Kini, Pemerintah telah merampungkan peraturan turunan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara yakni Peraturan Pemerintah No. 17/2022 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Anggaran dalam Rangka Persiapan, Pembangunan, dan Pemindahan Ibu Kota Negara serta Penyelenggaraan Daerah Khusus Ibu Kota Nusantara.

Selain itu, sudah rampung pula Peraturan Presiden (Perpres) No. 62/2022 tentang Otorita Ibu Kota Nusantara, Perpres No. 63/2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara, Perpres No. 64/2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara Tahun 2022—2042, serta Perpres No. 65/2022 tentang Perolehan Tanah dan Pengelolaan Pertanahan di Ibu Kota Nusantara dan kini, Bambang Susantono yang sudah resmi dilantik sebagai Kepala Otorita IKN Nusantara.

Kota Dunia Untuk Semua

IKN memiliki visi tertentu dan prinsip yang dibangun beriringan sesuai kondisi alam hingga capaian peluang ekonomi dengan 0% kemiskinan. Scale model atau maket IKN yang terekspos di halaman ikn.go.id sungguh sangat meyakinkan. Dari tata letak, rencana jangka panjang hingga regulasi yang disajikan begitu apik.

Namun, apakah benar demikian yang nanti akan terealisasi?

Dalam perencanaannya yang dibuat sedemikian kompleks, Jokowi memliki “BM” untuk melaksanakan upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia di sana. Jika dilihat dari masa jabatan Jokowi, ini bisa menjadi sebuah kemungkinan yang dapat diartikan sebagai Legacy dan atau prestasi pada detik-detik akhir jelang lengsernya Jokowi dari takhta-nya.

Jika dilihat dari fakta yang ada hingga saat ini, wacana tersebut bisa saja terjadi. Tapi bendera yang dikibarkan mungkin hanya akan sampai setengah tiang. Mengapa demikian?

Pertama, menurut perencanaan jangka panjang daripada pembangunan ibu kota baru nanti, IKN akan menciptakan 4,3-4,8 juta lapangan pekerjaan di Kalimantan Timur. Yang menjadi pertanyaannya adalah, lapangan pekerjaan untuk siapa? Lapangan pekerjaan untuk oligarki? Pekerjaan semula seperti Petani dan Nelayan akankah dipaksa berubah jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sedemikian ribet itu atau jadi buruh antar surat dinas dari Menteri ke Menteri?

Padahal, jauh sebelumnya, sejak kehadiran investasi, pertambangan batu bara dan mineral, industri minyak dan gas juga perkebunan sawit, masyarakat adat di pedalaman Kalimantan Timur terus kehilangan mata pencaharian utama, kini dalam kondisi kritis. Hal itu disampaikan Mantan Bupati Kabupaten Kutai Barat periode 2001-2006 Rama A. Asia, menurutnya, alasan yang dibangun demi pertumbuhan ekonomi masyarakat itu, faktanya menyebabkan kesengsaraan. Lalu, apa jadinya jika nanti menjadi Ibu Kota?

Kedua, IKN memiliki prinsip pembangunan mengedepankan desain kondisi alam yang banyak memiliki kawasan hijau. Dampak pembangunan Ibu Kota baru itu disebut-sebut akan beriringan dengan rencana penghijauan kembali. Namun, lagi-lagi ini hanya pemanis dari sajian sebuah Scale Model.

Dampak yang dirasakan masyarakat Kalimantan seperti nelayan dan petani jadi terganggu karena adanya konstruksi pembangunan Ibu Kota. Dan jika boleh ditanya, akan menanam apa dan hijau yang seperti apa? Hutan hujan terbesar se-Asia yang terletak di Kalimantan Timur tidak mungkin bisa digantikan fungsi dan manfaatnya dengan kawasan hijau yang dibuat hanya untuk formalitas agar bisa terekam hijau dari ketinggian. Kalau begitu, maket yang disajikan hijau tampak atas tidak lain hanya merupakan tipuan semata.

(Hamparan sawah dan lapangan golf juga kalau difoto dari atas warna nya hijau)

Ketiga, urgensi nya karena Jakarta sudah tidak memadai. Begini, katakan lah Jakarta saat ini kita analogikan sebagai sebuah rumah dengan bangunan yang sudah retak dinding nya dan bocor atapnya karena bahan bangunannya yang sudah tua dan Kalimantan sebagai pekarangannya yang hijau dengan aneka ragam tumbuhan yang menghiasi.

Solusi dalam mengatasi hal itu tentu sederhana. Hancurkan lalu ganti konstruksi yang tepat dan terencana untuk rumah tersebut. Bukannya meninggalkan bangunan lama lalu bangun yang baru diatas pekarangan. Tentu ini perumpamaan yang terlalu sederhana jika dibandingkan dengan permasalahan yang terjadi di Jakarta saat ini. Namun, apakah tepat jika kemudian kita melihat urgensi perpindahan Ibu Kota karena Jakarta yang kini memiliki masalah yang katanya begitu kompleks dan penempatan lokasi Ibu Kota baru yang kita ketahui merupakan salah satu paru-paru dunia?

Jadi, melihat hal itu, rasa-rasanya “BM” Jokowi untuk melaksanakan upacara peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia 2024 nanti kemungkinan hanya akan terjadi pengibaran bendera setengah tiang.

Bagikan: “BM” Jokowi di IKN 2024 Nanti