Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ditangkap dan ditahan oleh Pengadilan Manhattan, New York City, pada Selasa (4/4/2023) terkait 34 dakwaan kejahatan pemalsuan catatan bisnis. Ini adalah pertama kalinya seorang presiden atau mantan presiden AS dijerat dakwaan pidana sepanjang sejarah.
Kasus ini berawal dari penyelidikan yang dilakukan oleh Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg, seorang Demokrat, terhadap keuangan Trump sejak tahun 2018. Salah satu fokus penyelidikan adalah dugaan peran Trump dalam mengatur pembayaran uang suap kepada bintang porno Stormy Daniels dan model majalah Playboy Karen McDougal pada tahun 2016.
Uang suap itu diduga sebagai imbalan agar keduanya tidak membocorkan dugaan perselingkuhan mereka dengan Trump menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2016. Mantan pengacara Trump, Michael Cohen, telah mengaku bersalah dan menjalani hukuman penjara terkait kasus ini.
Trump membantah melakukan hubungan seksual dengan Daniels dan McDougal. Dia juga menuduh Bragg mengincarnya karena motif politik. Trump, yang telah mengumumkan pencalonannya kembali dalam pilpres 2024, mengklaim bahwa dirinya adalah korban “kejahatan abad ini” dan “perburuan penyihir terbesar dalam sejarah AS”.
Namun, hakim Juan Merchan tidak terpengaruh oleh pembelaan Trump. Dia mendakwa Trump dengan 34 tuduhan kejahatan pemalsuan catatan bisnis, yang masing-masing dapat dihukum maksimal satu tahun penjara. Trump hanya menjawab “tidak bersalah” saat ditanya oleh hakim.
Penangkapan Trump menimbulkan berbagai reaksi dari publik dan media. Beberapa orang menyambutnya sebagai langkah penting untuk menegakkan supremasi hukum dan menuntut pertanggungjawaban atas perilaku Trump. Beberapa lainnya menganggapnya sebagai upaya politis untuk menjatuhkan Trump dan menghalangi ambisinya untuk kembali ke Gedung Putih.
Penangkapan Trump juga berpotensi mempengaruhi dinamika politik AS menjelang pilpres 2024. Penangkapan Trump adalah peristiwa bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini adalah ujian bagi demokrasi dan hukum AS. Ini juga adalah tantangan bagi masyarakat AS untuk mengatasi polarisasi dan konflik yang telah lama membelah negeri itu.