Satuimpresi.com – Israel dengan kelompok milisi Jihad Islam di Palestina sepakat untuk memulai gencatan senjata pada Minggu (7/8). Kesepakatan ini terjalin untuk mengakhiri perang yang sudah berkobar dalam tiga hari kebelakang dan sedikitnya menewaskan 41 orang.
Keduanya telah menyepakati terkait gencatan senjata tersebut akan efektif berlaku mulai pukul 23.00 setempat. Namun tak lama setelahnya, Israel justru kembali menggempur Jalur Gaza melalui serangan udara. AFP melaporkan korban tewas akibat perang ini turut bertambah menjadi 44 orang, yang 15 di antaranya adalah anak-anak.
Militer Israel menyatakan bahwa gempuran ini adalah bentuk serangan balasan yang menargetkan kelompok milisi Jihad Islam di Jalur Gaza atas tembakan roket mereka yang sebelumnya menyerang Israel.
“Menanggapi roket yang ditembakkan ke wilayah Israel, militer melakukan serangan luas ke target-target milik organisasi teroris Jihad Islam di Jalur Gaza,” jelas tentara Israel yang dikutip dari AFP.
Sebelumnya, sejak Jumat (5/8), Israel telah banyak melancarkan serangan ke wilayah Palestina dengan alasan operasi pembersihan dan pencegahan.
Israel melancarkan operasi ini sebagai bentuk pertahanan atas rencana serangan dari milisi Jihad Islam ke wilayah Israel telah marak terdengar. Mereka mengincar para pemimpin Jihad Islam yang berada di Jalur Gaza. Maka dari itu, banyak serangan udara yang Israel jatuhkan ke wilayah tersebut.
Komandan Brigade Al-Quds, Abu Mahmoud, dan komandan senior Jalur Gaza, Khaled Mansour menjadi korban tewas serangan ini.
Menanggapi serangan Israel, Jihad Islam tak tinggal diam dan membalas dengan menembakan ratusan roket ke arah Israel. Serangan balasan ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Sejak saat itu, aktivitas saling serang antara tentara Israel dengan kelompok Jihad Islam terus berlangsung dengan masif, bahkan disebut-sebut sebagai perang terbesar Israel-Palestina dalam satu tahun terakhir.