Istilah eggshell parenting, yang tengah viral di media sosial TikTok, diperkenalkan oleh Dr. Kim Sage, seorang psikiater terkemuka. Dalam istilah ini, seorang ibu cenderung menciptakan hubungan yang emosionalnya labil dengan anak-anaknya. Mereka berjalan di atas kulit telur untuk menjaga rasa aman dan menghindari memicu reaksi emosional orang tua mereka. Fenomena ini mencerminkan perilaku orang tua dengan emosi yang tidak stabil, yang membuat mereka mudah tersinggung, marah, dan terganggu.
Ketika seseorang memutuskan untuk menjadi orang tua, sangat penting bagi mereka untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional mereka. Ini karena anak-anak cenderung menyerap dan mencontoh perilaku dari orang tua mereka, yang bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan jiwa anak-anak.
Dampak negatif dari eggshell parenting dapat terlihat dalam cara anak-anak merespons lingkungan sekitar mereka. Ini bisa mengakibatkan peningkatan kecemasan, kurangnya kepercayaan diri, dan ketidakstabilan emosional pada anak-anak. Selain dampak psikologis, kondisi ini juga dapat berdampak pada kesehatan fisik anak karena hubungan antara kesehatan mental dan fisik yang erat.
Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, orang tua perlu lebih sadar tentang perilaku dan reaksi emosional mereka saat berinteraksi dengan anak-anak. Kedua, mereka perlu memahami dan mengatasi pemicu ketidakstabilan emosi mereka. Jika sulit mengendalikan emosi dan perilaku, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan jiwa seperti psikolog atau psikiater.
Mengenali dan mengatasi eggshell parenting adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung perkembangan anak-anak secara positif