Homo Homini Lupus Dalam Serial The Last of Us

The Last of Us Homo Homini Lupus
Gambar: HBO (The last of Us)

Saat pertama kali serial The last of Us akan tayang, banyak khalayak menyambut nya dengan respons positif. Sebab The Last of Us adalah serial yang bersumber dari adaptasi game berjudul sama yang rilis tahun 2013.

Game ini bukanlah game bergenre petualangan biasa. Game ini memiliki kesan horror dan aksi survival dengan alur cerita yang kuat. Sebab secara benang merah permainan, game ini punya premis yang kuat dan sangat menarik untuk dibuat serial panjang.

Semenjak rilis, jutaan orang di seluruh dunia sudah memainkan game ini. Sejak 16 Januari lalu serialnya telah merilis episode pertama yang tayang di kanal HBO.

Siapa sangka episode pertamanya begitu ciamik dan berhasil memuaskan banyak penonton di seluruh dunia. Baik yang memainkan game nya maupun yang masih awam dengan ceritanya.

Enggak perlu mainin game-nya terlebih dahulu agar merasa terikat dengan alur cerita. Konflik di episode awal sudah pasti bikin yang menontonnya langsung penasaran dengan episode selanjutnya!

 

PANDEMI TANPA PRESEDEN MENGACAUKAN DUNIA SELAMA 20 TAHUN

The Last of Us berkisah tentang seorang pria bernama Joel (Pedro Pascal) yang hidup dengan anak semata wayangnya Sarah.

Semua berjalan begitu normal. Sampai sebuah wabah merebak membuat mereka yang terinfeksi menjadi manusia bengis nan kejam yang enggak segan buat membunuh orang. Joel, bersama Tommy (adiknya) dan Sarah kemudian pergi untuk menyelamatkan diri. Namun terlambat karena suasana keburu chaos.

Para tentara yang bertugas menjaga dan mengamankan justru membuat suasana semakin tegang. Sampai akhirnya Sarah tewas tertembak oleh tentara yang meyakini bahwa Sarah sudah terinfeksi wabah tersebut. Joel yang patah hati hanya bisa meratapi kematian anaknya.

Cerita enggak berhenti sampai di situ, wabah ini merebak semakin menggila dan dapat mengkontaminasi siapapun. Bahkan hingga 20 tahun setelahnya, dunia masih belum stabil dengan ketegangan terjadi di mana-mana.

Joel yang sudah berubah sejak kematian anaknya, terjebak dalam situasi pandemi yang enggak berkesudahan. Bahkan sebuah masalah besar menanti di hadapan matanya.

Gimana enggak, Joel bersama Tommy harus bertahan di bawah bayang-bayang tekanan ketika para tantara (FEDRA) mengambil alih kehidupan warga Boston.

Tommy dan Joel kemudian menjadi seorang penyelundup demi bisa merasakan hidup yang lebih nyaman di tengah tekanan. Namun suatu hari Tommy yang sedang keluar dari teritori enggak bisa berkabar dengan Joel.

Singkat cerita demi bisa mengubungi Tommy, Joel bersama kekasihnya Tess harus bersinggungan dengan kelompok Fireflies (kelompok yang menentang kelompok militer FEDRA) yang mana hal itu akan menambah masalah baru bagi Joel.

Pemimpin Fireflies kemudian meminta Joel dan Tess untuk membawa seorang bocah perempuan bernama Ellie (Gabriel Luna) untuk dibawa ke Massachusetts State House yang letaknya di luar zona karantina. Ellie dalam cerita ini memang bukan bocah sembarangan.

Ellie adalah karakter sentral yang membuat alur cerita The Last of Us akan berpusat kepadanya. Tes medisnya memperlihatkan kalau kemungkinan Ellie sudah terjangkit wabah tersebut namun tidak merubahnya menjadi zombie.

Pandemi tanpa adanya preseden dan obat yang dapat menyembuhkan, seketika ada harapan yang kemudian muncul bagi sebagian orang yang tau bahwa Ellie memiliki kekebalan.

 

PANDEMI BUKANLAH FAKTOR INTERNAL DARI KEHANCURAN DUNIA MELAINKAN MANUSIA ITU SENDIRI

Dalam serial ini, yang saya lihat justru bukan pandemi sebagai faktor internal dari sebuah kehancuran dunia dan umat manusia di dalamnya. Pandemi hanya sebuah faktor eksternal dan hanya berfungsi sebagai penyokong sebuah kehancuran. Mengapa demikian?

Kemunculan wabah yang berasal dari Spesies jamur Cordyceps dari genus Ophiocordycep yang menjadi awal mula cerita ini ada dan sebagai faktor utama kekacauan di serial The Last of Us, menurut saya hanya sebagai pembuka dan premis awal saja.

Yang saya lihat dari film ini, jauh lebih kompleks dari sekadar dunia yang terjangkit oleh jamur horror yang kemudian memasuki dan mengendalikan pikiran umat manusia. Jauh lebih dalam, terlepas daripada wabah jamur yang menjadi ‘Hook’ dalam serial ini, manusia lah yang lebih mengerikan.

Bagaimana tidak? Sepanjang episode dalam serial ini, para manusia melakukan pembunuhan, penjarahan, dan hal-hal mengerikan lainnya dengan sesama manusia yang bahkan tidak terjangkit oleh wabah tersebut.

Terlihat dari pertengahan episode pada serial ini hanya sedikit ‘zombie’ yang muncul ketika Joel dalam perjalanannya membawa Ellie.

Pada episode 4 serial ini, Joel sudah melakukan setengah perjalanannya dengan Ellie. Di tengah hutan saat mereka sedang makan dan beristirahat, Joel memberi tahu Ellie bahwa mereka akan bermalam di hutan itu.

“So we can start a fire? I’m freezing”

Pertanyaan Ellie itu langsung dijawab oleh Joel dengan ketus bahwa api bisa menjadi sinyal yang dapat mengundang sesuatu kepada mereka.

Ellie yang salah paham, mengira itu dapat mengundang manusia yang terinfeksi jamur datang kepada mereka. tapi hal itu langsung dibantah kembali oleh Joel dengan berkata; jamur tidak sepintar itu.

“People? So, what are they gonna do? Rob Us?

“Well, they’ll have way more in mind than that”

Dari percakapan itu, Joel paham bahwa manusia akan sangat mengerikan jika pilihannya antara hidup atau mati. Manusia akan memilih bertahan hidup bagaimanapun caranya. Bahkan jika itu harus memakan manusia lainnya.

Sebanyak 9 episode dalam satu season yang tersajikan dalam serial film ini, saya mendapati bahwa wabah jamur hanya sebagai faktor eksternal dari sumber kengerian yang ada. Sumber kengerian yang nyata yakni berasal dari manusia itu sendiri.

Saya memiliki pandangan sendiri dalam film ini bahwa, wabah jamur yang melanda dunia The Last of Us hanya sebagai faktor eksternal yang kemudian memunculkan sifat dan watak asli manusia yang bisa berlaku kejam kepada sesama manusia.

Bak serigala, manusia kerap kali kehilangan perikemanusiaan jika hidupnya berada di tubir garis kematian.

 

MANUSIA ADALAH MONSTER KETIKA MELINDUNGI MANUSIA YANG DICINTAI

Jika manusia adalah serigala bagi manusia lainnya demi memenangkan kepentingan diri sendiri, maka manusia akan menjadi monster ketika harus melindungi manusia yang dicintai.

Pemikiran itu seketika muncul dari benak saya setelah selesai menonton The Last of Us episode 9 yang sekaligus jadi penutup season satu ini. Episode yang dibuka dengan kilas balik saat Ellie dilahirkan oleh ibunya, Anna, menjadi bukti pertama.

Anna saat hendak melahirkan Ellie, menciptakan sebuah momen ketegangan yang luar biasa. Melahirkan dengan bantuan medis paling modern saja sudah menjadi pertaruhan hidup dan mati bagi seorang ibu. Apalagi jika melahirkan hanya seorang diri tanpa bantuan tenaga medis serta gangguan dari ‘zombie’ jamur yang hendak membunuhnya.

Kurang monster apa manusia jika tergambar dari kondisi demikian?

Enggak cukup sampai situ, dalam episode kali ini yang hanya berdurasi 40 menit, akhirnya Joel dan Ellie bertemu Fireflies yang sebelumnya memberikan misi untuk mengantarkan Ellie.

Pertemuan yang tidak ramah itu kemudian harus memaksa Joel menyerahkan Ellie untuk kepentingan percobaan medis guna menyalamatkan dunia dari wabah Cordyceps.

Joel yang sudah kehilangan Sarah dan Tess, tidak ingin kembali merasakan kehilangan Ellie yang kini sudah menjadi alasannya untuk terus hidup.

Saat Joel tau bahwa Ellie tidak akan hidup lagi setelah percobaan medis itu, Joel seketika membantai satu peleton fireflies demi menjaga Ellie agar tetap hidup. Joel tidak peduli akan dampak itu, Joel hanya peduli pada Ellie yang kini sudah Ia sayangi. Joel membangkitkan monster dalam dirinya untuk membantai semua yang mencoba memisahkannya dari Ellie.

Dalam perjalanan setelah pembantaian itu, Ellie kemudian diberitahu kebohongan oleh Joel bahwa ada penjarahan dan semua fireflies mati karenanya. Episode penutup season satu The Last of Us ini, kemudian diakhiri dengan adegan Ellie yang meminta Joel untuk bersumpah bahwa yang dikatakannya tentang fireflies adalah benar.

Jadi, pandangan yang muncul dalam benak saya setelah menonton keseluruhan episode serial ini adalah; manusia adalah makhluk yang menempati puncak tertinggi kengerian melebihi apapun. Wabah hanyalah pemantik kemunculan sifat asli manusia. Enggak ada keraguan bahwa Homo Sapiens adalah spesies yang paling berbahaya di dunia.

 

 

Bagikan: Homo Homini Lupus Dalam Serial The Last of Us